PENGARUH PELATIHAN REKAM MEDIS ORIENTASI MASALAH TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN PENYAKIT ANAK RSUD SOA SIO TIDORE
INTISARI
Latar Belakang: Rekam medis semakin penting bagi rumah sakit, tidak hanya dari segi hokum tapi juga manajemen, karena rekam medis menyinpan sejumlah data dan harus diolah menjadi informasi penting, maka perlu adanya rekam medis yang lengkap dan tertata. Rekam medis dikatakan berkualutas apabila berisi data yang lengkap sehingga dapat diolah menjadi informasi dan dimungkinkan dilakukannya evaluasi objektif terhadap kinerja pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Soasio Tidore menghadapi berbagai macam permasalahan. Pencatatan dan pendokumentasian rekam medis saat ini belum berjalan dengan baik, ditemukan banyak rekam medis yang tidak lengkap, serta pengelolaan rekam medis belum mendapat perhatian serius dari jajaran manajemen rumah sakit.
Metode: Penelitian ini menilai pengaruh pelatihan rekam medis orientasi maslah terhadap kelengkapan pengisian rekam medis pasien anak serta menilai pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku dalam pengisian rekam medis oleh petugas registrasi, petugas poliklinik dan dokter. Penelitian meggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan pre test dan post test tanpa kontrol, untuk menilai ada tidaknya pengaruh pelatihan terhadap kelengkapan pengisian rekam medis dan pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku petugas.
Hasil: Terdapat perubahan yang signifikan terhadap kelengkapan pengisian rekam medis dan pengetahuan, sikap serta perilaku petugas setelah pelatihan.
Kesimpulan: Pelatihan memberikan pengaruh terhadap kelengkapan pengisian rekam medis dan peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas.
PEMANFAATAN RAWAT INAP PUSKESMAS SIPAYUNG RENGAT DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU
INTISARI
Latar Belakang: Puskesmas merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang melayani pula perubahan orientasi nilai dan pemikiran. Fungsi Puskesmas yang semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka, kini telah berkembang ke arah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitif. Dengan kondisi Rumah Sakit Umum Kabupaten yang letaknya lebih kurang 18 Km dari Kota Rengat, maka Bupati Indragiri Hulu telah membuat suatu kebijakan dengan menjadikan Puskesmas Sipayung menjadi puskesmas Rawat Inap di Kota Rengat. Tujuannya adalah untuk lebih memudahkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang ada di kota Rengat. Akan tetapi pada kenyataannya masyarakatnya belum dapat memanfaatkan sepenuhnya pelayanan yang ada di Puskesmas tersebut.
Tujuan Penelitian: adalah untuk mengetahui mengapa pemanfaatan pelayanan Puskesmas Sipayung sebagai Puskesmas Rawat Inap masih rendah.
Metode Penelitian: Penelitian ini lebih bersifat study kasus guna mengetahui penyebab rendahnya pemanfaatan Puskesmas Rawat Inap Sipayung. Metode yang digunakan kualitatif dengan mewawancarai; 1 Kepala Dinas, 1 Kepala Puskesmas, dan 25 orang responden di kota Rengat sebagai subyek penelitian dan menelaah dokumen laporan tahunan puskesmas sebagai data sekunder.
Hasil: Pemanfaatan Puskesmas dilihat dari tingkat pemakaian Bornya 20,8%, selebihnya masyarakat lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan di tempat lain yaitu; RSUD, Rumah Sakit Swasta di Pekan Baru, Puskesmas lain dan praktek dokter swasta.
Kesimpulan: Hasil akhir tesis ini menyatakan bahwa ternyata pemanfaatan Puskesmas Rawat Inap Sipayung masih rendah. Ini terbukti dari jumlah pemakaian Bornya rendah 20,8 %. Ini juga didapati dengan kurang dimanfaatkannya tenaga, sarana, dan fasilitas yang ada di puskesmas.
Kata Kunci : Pemanfaatan, Puskesmas, Rawat Inap, Indragiri Hulu
0 comments
Posting Komentar
Komentar Pembaca