PERILAKU PILE CAP BETON DIDUKUNG KELOMPOK TIANG
PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN PEMBEBANAN STATIS
INTISARI
Subgrade pada tanah lempung lunak mempunyai kapasitas dukung yang cukup rendah. Apabila diatasnya dibangun konstruksi rigid pavement maka disaat beban bekerja secara dinamis dan statis (kendaraan bergerak dan berhenti) konstruksi tersebut akan mudah mengalami kerusakan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perilaku lendutan pile cap (pelat penutup) beton yang berfungsi sebagai rigid pavement didukung kelompok tiang pada tanah lempung lunak dengan pembebanan statis.
Benda uji pada penelitian ini terdiri dari dimensi pelat 3m x 1m x 0,1m dan dimensi tiang L= 1 m dengan diameter 0,1m yang dipancang pada tanah lempung sebanyak 12 buah. Media lempung ukuran 3,5 m x 1,5 m dengan kedalaman 1,5 m. Pemberian beban pada pile cap dilakukan secara statis mencapai 49 kN dengan memvariasikan letak beban dan tipe pembebanan yakni beban titik dan garis. Hasil pengujian pembebanan ini akan dibandingkan dengan hitungan metode Beam on Elastic Foundation (BoEF) dan metode Elemen Hingga (SAP 2000).
Pengujian menunjukan bahwa pile cap mampu menahan beban 49 kN dengan lendutan 2,01 mm. Letak beban yang divariasikan memberikan lendutan semakin besar dengan berpindah beban dari pusat (sentris) ke pinggir pelat (eksentris). Pemasangan tiangtiang memberikan peningkatan nilai koefisien subgrade arah vertikal (kv) dan cenderung menurun apabila terjadi penambahan beban. Penggunaan kv rata-rata akibat beban titik pada hitungan BoEF dan SAP 2000 memberikan pendekatan terhadap hasil pengamatan dengan selisih kecil dari 50 % sedangkan akibat beban garis di atas 50 %. Untuk kv PLT hitungan SAP 2000 dengan hasil pengamatan diperoleh selisih antara -84 % sampai 2 %, hitungan BoEF dengan memakai kv PLT terkoreksi selisih antara -419 % sampai -745 % dan hitungan BoEF memakai kv PLT justifikasi memberikan selisih antara -178 % sampai -353 %.
Kata kunci : Pile cap, perkuatan kelompok tiang, beban statis sentris dan eksentris, lendutan, BoEF, SAP 2000.
PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN PEMBEBANAN STATIS
INTISARI
Subgrade pada tanah lempung lunak mempunyai kapasitas dukung yang cukup rendah. Apabila diatasnya dibangun konstruksi rigid pavement maka disaat beban bekerja secara dinamis dan statis (kendaraan bergerak dan berhenti) konstruksi tersebut akan mudah mengalami kerusakan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perilaku lendutan pile cap (pelat penutup) beton yang berfungsi sebagai rigid pavement didukung kelompok tiang pada tanah lempung lunak dengan pembebanan statis.
Benda uji pada penelitian ini terdiri dari dimensi pelat 3m x 1m x 0,1m dan dimensi tiang L= 1 m dengan diameter 0,1m yang dipancang pada tanah lempung sebanyak 12 buah. Media lempung ukuran 3,5 m x 1,5 m dengan kedalaman 1,5 m. Pemberian beban pada pile cap dilakukan secara statis mencapai 49 kN dengan memvariasikan letak beban dan tipe pembebanan yakni beban titik dan garis. Hasil pengujian pembebanan ini akan dibandingkan dengan hitungan metode Beam on Elastic Foundation (BoEF) dan metode Elemen Hingga (SAP 2000).
Pengujian menunjukan bahwa pile cap mampu menahan beban 49 kN dengan lendutan 2,01 mm. Letak beban yang divariasikan memberikan lendutan semakin besar dengan berpindah beban dari pusat (sentris) ke pinggir pelat (eksentris). Pemasangan tiangtiang memberikan peningkatan nilai koefisien subgrade arah vertikal (kv) dan cenderung menurun apabila terjadi penambahan beban. Penggunaan kv rata-rata akibat beban titik pada hitungan BoEF dan SAP 2000 memberikan pendekatan terhadap hasil pengamatan dengan selisih kecil dari 50 % sedangkan akibat beban garis di atas 50 %. Untuk kv PLT hitungan SAP 2000 dengan hasil pengamatan diperoleh selisih antara -84 % sampai 2 %, hitungan BoEF dengan memakai kv PLT terkoreksi selisih antara -419 % sampai -745 % dan hitungan BoEF memakai kv PLT justifikasi memberikan selisih antara -178 % sampai -353 %.
Kata kunci : Pile cap, perkuatan kelompok tiang, beban statis sentris dan eksentris, lendutan, BoEF, SAP 2000.
PERILAKU ADHESIF TIANG CERUCUK KAYU ULIN
PADA TANAH LEMPUNG LUNAK
INTISARI
Fondasi tiang merupakan salah satu jenis fondasi dalam yang sudah umum digunakan di Indonesia. Fondasi ini mampu menahan beban yang besar dan dapat menghindari penurunan yang cukup besar dibanding dengan jenis fondasi lain. Kayu dapat dipakai sebagai bahan pilihan untuk fondasi tiang dan untuk perkuatan tanah, khususnya pada lapisan tanah lempung lunak. Oleh karena itu perlu diperoleh gambaran perilaku adhesive antara kayu dan tanah.
Penelitian ini menitik beratkan pada perilaku adhesif fondasi tiang kayu pada tanah lempung lunak, dengan kondisi floating pile. Floating pile dimodelkan dalam kotak uji di laboratorium luar. Pada penelitian ini kayu yang digunakan adalah Eusideroxylon zwageri T.et B (Ulin). Model tiang dengan ukuran 5 x 5 cm2 , panjang tiang 90 cm, dan tiang yang tertanam 70 cm. Tiang dibuat dengan konfigurasi 1, 2, 4, tiang dengan jarak antar pusat tiang 3d, dan variasi waktu dari pemancangan tiang 1, 3, 7 hari. Uji beban dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama, beban diberikan saat tahanan ujung dan tahanan friksi bekerja (Qu), kemudian beban diberikan saat tahanan ujung saja yang bekerja (Qb). Tahanan friksi didapat dari hasil pengurangan tahanan total terhadap tahanan ujung. Masing-masing variasi dilakukan tiga kali pengujian dan diambil reratanya.
Hasil uji beban kelompok tiang memperlihatkan, jika jumlah tiang dalam kelompoknya bertambah, maka kapasitas dukung total tiang akan meningkat, namun adhesi tiap tiang dalam tanah lempung akan menurun, dan untuk waktu pemeraman yang lebih lama dari saat pemancangan, kapasitas dukung tiang cenderung meningkat dan sampai waktu tertentu kapasitas dukung tiang cenderung akan konstan, karena adhesi sudah mencapai kondisi maksimumnya.
Kata Kunci : Floating pile, lempung lunak, adhesif
PEMANFAATAN BETON STYROFOAM RINGAN UNTUK FONDASI SUMURAN
INTISARI
Akhir-akhir ini harga material bangunan semakin melambung terutama harga semen sebagai bahan pokok suatu konstruksi bangunan (konstruksi fondasi). Di daerah tanah lunak dengan letak muka air tinggi diperlukan ukuran luasan fondasi cukup besar (fondasi telapak, pelat) atau digunakan fondasi tiang. Apabila jenis fondasi tiang, fondasi langsung (telapak) atau fondasi pelat digunakan pada bangunan ringan berakibat mahalnya biaya konstruksi. Untuk itu, dicari alternatif lain yaitu fondasi beton ringan guna mengurangi volume pemanfaatan material semen, dan menekan biaya konstruksi fondasi. Dalam penelitian ini, pemanfaatan beton ringan merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan memanfaatkan styrofoam.
Penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh pemanfaatan beton Styrofoam ringan untuk fondasi sumuran pada tanah lempung lunak dengan dua kondisi muka air tanah yaitu di atas dasar fondasi dan di bawah dasar fondasi. Beton Styrofoam ringan dimodelkan dalam kotak uji di laboratorium, bahan yang digunakan berupa semen Portland tipe I, styrofoam dengan diameter 2-3 mm, pasir dan air, di mana komposisi air proporsional dengan campurannya. Perbandingan volume bahan dengan 6 variasi campuran berupa campuran styrofoam 100 % dan pasir 0 %, styrofoam 80 % dan pasir 20 %, styrofoam 60 % dan pasir 40 %, styrofoam 40 % dan pasir 60 %, styrofoam 20 % dan pasir 80 % serta styrofoam 0 % dan pasir 100 %.
Model fondasi dengan ukuran diameter 44 cm dan panjang 50 cm dan tertanam 45 cm. Uji beban dilakukan dengan cara memberi secara bertahap dan dicatat penurunannya. Dari hasil uji beban statis dapat dilihat bahwa dengan memanfaatkan beton styrofoam ringan untuk fondasi sumuran diperoleh nilai penurunan yang terkecil pada persentase styrofoam 100 % untuk muka air tanah di atas dasar fondasi dan pada persentase styrofoam 0 % untuk muka air tanah di bawah dasar fondasi. Kapasitas dukung ultimit yang terbesar terjadi pada kandungan styrofoam 0 % baik untuk muka air tanah di atas dasar fondasi maupun muka air tanah di bawah dasar fondasi.
Kata kunci : Beton styrofoam ringan, lempung lunak, muka air tanah.
0 comments
Posting Komentar
Komentar Pembaca