HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI OLAHRAGA DENGAN KESEGARAN KARDIORESPIRASI ATLET SEPAKBOLA PERSIBA BANTUL TAHUN 2007
INTISARI
Latar belakang : Sepakbola merupakan olahraga yang menuntut stamina yang kuat atau daya tahan tubuh yang baik sehingga diperlukan pengelolaan gizi yang khusus, termasuk kebiasaan makanan, dan pola makan sehari-hari, sehingga atlet selalu dalam keadaan status gizi dan kesegaran jasmani yang optimum. Permainan ini membutuhkan daya tahan jantung-paru yang menggambarkan kapasitas untuk melakukan aktivitas secara terus menerus dalam waktu lama tanpa kelelahan yang berarti. Sudah menjadi rahasia umum, rendahnya pengetahuan atlet terhadap masalah gizi kurang mendapat perhatian serius dari penyelenggaraan program pemusatan latihan nasional selama ini. Banyak atlet yang kurang disiplin mengenai makanan. Pengetahuan gizi olahraga bagi masyarakat secara umum serta atlet yang sangat penting agar kebutuhannya dapat terpenuhi dan dapat mencapai stamina dan kesegaran kardiorespirasi optimum, sehingga atlet dapat mencapai performa yang terbaik dan meraih prestasi yang membanggakan di bidang olahraga.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi olahraga, kesegaran kardiorespirasi, serta untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan gizi olahraga dengan kesegaran kardiorespirasi atlet sepakbola Persiba Bantul.
Rancangan penelitian : Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian adalah atlet sepakbola yang tergabung di Klub Persiba Bantul pada tahun 2007. Tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner. Data kesegaran kardiorespirasi merupakan data sekunder dari Klub Persiba Bantul. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan gizi olahraga dengan kesegaran kardiorespirasi digunakan uji korelasi Pearson.
Hasil penelitian : Sebanyak 55% subyek memiliki tingkat pengetahuan gizi olahraga yang cukup dan 45% subyek memiliki tingkat pengetahuan gizi olahraga kurang. Sebanyak 30% subyek memiliki kesegaran kardiorepirasi yang tinggi dan 70% subyek memiliki kesegaran kardiorespirasi yang rendah. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan gizi olahraga dengan kesegaran kardiorespirasi pada atlet sepakbola Persiba Bantul.
Kesimpulan : Sebagian besar atlet sepakbola Persiba Bantul memiliki tingkat pengetahuan gizi olahraga dan kesegaran kardiorespirasi yang kurang atau rendah. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan gizi olahraga dengan kesegaran kardiorespirasi pada atlet sepakbola Persiba Bantul.
Kata kunci : tingkat pengetahuan gizi olahraga – kesegaran kardiorespirasi
JUDUL
HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA ANAK SEKOLAH DASAR PENDERITA GAKY DI KECAMATAN KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI
INTISARI
Latar Belakang: Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan dapat berdampak terhadap perkembangan mental, perkembangan sosial, dan kecerdasan. Sarapan telah digambarkan menjadi makanan yang paling penting dalam sehari yang memberikan kontribusi intake makanan dan energi harian yang dibutuhkan. Untuk anak-anak, sarapan berhubungan dengan belajar dan performa sekolah yang lebih baik. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) dan tidak sarapan pagi dapat menurunkan kemampuan kognitif anak.
Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan antara sarapan pagi dengan fungsi kognitif anak yang mengalami gangguan akibat kurang yodium (GAKY)
Metode Penelitian: observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel adalah 173 siswa SD kelas 3 sampai 5 yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid minimal grade 1 yang berusia 8 sampai dengan 13 tahun di daerah endemik GAKY, Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Pengukuran status GAKY dengan cara palpasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan test CFIT skala 2. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil : Berdasarkan hasil kusioner, 72% sampel biasa sarapan pagi (≥4x/minggu) dan 28% sampel yang tidak biasa sarapan pagi (<4x/minggu). 42,2% sampel mempunyai IQ diatas rata-rata (≥90) dan 57,8% sampel mempunyai IQ dibawah rata-rata (<90). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan pagi dengan fungsi kognitif (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan pagi dengan fungsi kognitif.
Kata Kunci : GAKY, sarapan, fungsi kognitif, anak SD
0 comments
Posting Komentar
Komentar Pembaca