Pada blog ini saya menyediakan kategori yang free dan ada juga mengeluarkan sedikit biaya....skripsi, tesis, dan juga TA yang lengkap dengan isinya. Bagi anda yang mau sedikit ngeluarin doku buat skripsi, TA, Tesis.
Email:
fladjah@gmail.com
YM: fladjah
Untuk bahan-bahan yang belum tersedia disini bisa email or telp/sms dengan mengirimkan Judul atau mungkin bahan yang berkaitan

MENGENTASKAN KEMISKINAN DENGAN KEMBALI KE JATI DIRI BANGSA

Sabtu, 06 Desember 2008

Mungkin para founding fathers negeri ini akan terganggu dalam istirahat panjangnya menyaksikan realitas kehidupan bangsa yang menyedihkan sebagaimana terjadi pada saat ini.Dahulu mereka mencita-citakan didirikannya negara Republik Indonesia ini dapat melindungi segenap bangsa, menjamin kehidupan, pendidikan dan kesehatan bagi seluruh warga negara sebagaimana yang termaktub dalam UUD 1945.


Namun sampai kemerdekaan Republik Indonesia hampir berumur 63 tahun saat ini cita-cita itu belum terwujud dan masih jauh dari harapan.
Di sini kita tidak akan mempermasalahkan data tentang jumlah keluarga miskin atau pra sejahtera yang menurut berbagai lembaga berbeda-beda menurut versi dan kepentingan masing-masing, tetapi adanya berita tentang banyak terjadinya kasus balita bergizi buruk di beberapa daerah bahkan telah memakan korban jiwa seperti yang terjadi di Makassar, banyaknya anak yang putus sekolah karena orang tua mereka kesulitan untuk membayar biaya pendidikan, itu semua merupakan cermin kegagalan dari penyelenggara negara dalam memberikan perlindungan kepada segenap warga negaranya, seperti yang pernah dicita-citakan oleh para founding fathers.
Entah siapa yang salah tapi yang jelas sebenarnya bangsa ini pastinya tidak berjalan dari nol, dalam arti tidak punya potensi sama sekali. Negeri ini terkenal dengan gemah ripah loh jinawi, banyak sumber daya alam, baik yang di darat maupun di lautan. Seolah semua fasilitas telah tersedia yang semua itu sangat mendukung negeri ini menjadi negara super power yang disegani di dunia internasional. Tapi semua fasilitas dari alam itu ternyata belum cukup untuk menjadikan negeri ini menjadi negara besar bahkan untuk mencukupi kebutuhan warganya sendiri pun belum bisa. Ironis memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi yang membikin kita semua menjadi sangat prihatin.
Berbicara tentang kemiskinan kita harus melihat akar permasalahan yang ada sehingga secara komprehensif dan bertahap dapat menyelesaikan secara riil di lapangan tidak hanya di atas kertas. Kemiskinan memang erat kaitannya dengan masalah pendidikan yang rendah, sumber daya alam yang minim, ketersediaan lapangan kerja, dan latar belakang sosial yang tidak mendukung, tetapi satu hal yang mungkin terlupakan dari sekian banyak faktor penyebab kemiskinan yang terjadi di negeri ini yaitu lunturnya nilai-nilai kebersamaan, kesetiakawanan dan kegotongroyongan yang melanda penduduk negeri ini. Padahal ketiga aspek itu merupakan jati diri bangsa ini.
Marilah kita lihat di kota besar seperti Jakarta, ribuan mobil mewah yang berharga lebih dari satu milyar dapat terbeli oleh kalangan elit, orang yang bertamasya dan berbelanja ke luar negeri setiap tahun bertambah banyak bahkan Indonesia menjadi penyumbang wistawan terbanyak di negara tetangga Singapura. Lihat juga di perumahan-perumahan mewah, hotel berbintang, restoran-restoran besar banyak nasi raja lele yang terbuang ke tempat sampah, tapi di daerah Serang banyak keluarga harus makan nasi aking yang sebenarnya hanya pantas menjadi makanan itik dikarenakan keterbatasan ekonomi.
Banyak keluarga yang tidak dapat mengakses kesehatan dan pendidikan karena ketidakberdayaan mereka dalam mencukupi kebutuhan hidup yang harganya semakin lama semakin mencekik leher. Dari segi aset negara mungkin kita tidak akan kalah dengan negeri jiran Singapura, maupun Malaysia tetapi dari segi kesejahteraan warga negaranya kita kalah jauh, lihat saja di perbatasan kedua negara di Kalimantan, kesejahteraan antara warga negara Indonesia dibanding warga negara Malaysia seperti bumi dan langit.
Kesejahteraan negeri ini memang hanya dirasakan oleh sebagian rakyat saja, dan tidak untuk banyak bagian yang lain. Padahal kalau kita tengok sejarah ke belakang sebagian besar bahkan hampir semua warga negeri ini bahu membahu untuk mencapai kemerdekaan negeri ini dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Tapi begitu merdeka seolah semua kebersamaan, kesetiakawanan dan kegotongroyongan yang pernah ada sirna, sehingga yang ada sekarang, hal itu hanya merupakan nostalgia yang sulit untuk berulang, tidak lagi tumbuh rasa saling berbagi di sanubari warga negeri ini bahkan muncul istilah yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.
Sebagai pemimpin dan calon pemimpin bangsa sudah sepantasnyalah kita mulai berfikir untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di sekitar kita, karena tidak adil seandainya kemerdekaan ini hanya dinikmati oleh sebagian rakyat sedang sebagian yang lain masih belum merdeka baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan dan tidak mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana warga dari negara yang merdeka. Dengan begitu Tri Sakti Merdeka dari Bung Karno bukan hanya merupakan utopia belaka tapi dapat kita wujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Walaupun memang penyediaan infrastruktur, lapangan kerja, akses pendidikan dan kesehatan yang terjangkau adalah penting tapi mengembalikan roh kebersamaan, kesetiakawanan dan kegotongroyongan yang merupakan jati diri bangsa juga tidak kalah penting untuk pengentasan kemiskinan yang melanda negeri tercinta ini. Sehingga nantinya akan terwujud sebuah slogan bersama kita merdeka, bersama kita sejahtera, dan bersama kita menikmati kesejahteraan di alam merdeka.

Atau yang anda cari ada dibawah ini



0 comments

Posting Komentar

Komentar Pembaca